Hari itu, hujan turun rintik-rintik di halaman sekolah. Di dalam musholla kecil SMAIT Iqra Bengkulu, Azzam duduk bersila, memandangi mushaf di tangannya dengan ekspresi putus asa. Sudah hampir satu jam ia mencoba menghafal Surat Al-Mulk, namun setiap kali ia mengulang, hafalannya selalu terputus di tengah jalan.
“Astaghfirullah… kenapa susah sekali?” gumamnya sambil menutup wajah dengan kedua tangan.
Dari kejauhan, Ustadz Hamid, guru tahfiznya, memperhatikan. Ia lalu duduk di samping Azzam dan menepuk pundaknya dengan lembut.